Rabu, 02 Juni 2010

Ringkasan Materi Ilmu Nahwu & Sharaf

I. ISIM – Dipelajari dalam Ilmu Nahwu
a. Berdasarkan Pengelompokan Jenis :
1) Muannats.
a). Diahiri ta marbuthah ( ة ).
b). Kata yang Berpasangan (langit – bumi; siang-malam; bulan matahari; mata;
telinga; tangan; kaki; dll)
c). Kata Benda Jamak.
d). Kata yang diakhiri huruf alif maqshurah (alif bengkok).
e). Adanya alif mamdudah yang diikuti hamzah.
2) Mudzakar (Isim yang tidak memiliki ciri muannats)..
b. Berdasarkan Bilangan :
1) Mufrad (Tunggal).
2) Mutsanna/Tatsniyah (Dua).
3) Jamak (Banyak-lebih dari dua) :
a). Jamak Mudzakar Salim (Jamak beraturan menunjukkan laki-laki).
b). Jamak Muannats Salim (Jamak beraturan menunjukkan perempuan).
c). Jamak Taksir (Jamak tidak beraturan)..
c. Berdasarkan Cakupan Makna Umum - Khusus :
1) Nakirah (Umum : isim yang belum ditentukan untuk menunjukkan kata benda yang mana).
2) Ma’rifat (Khusus : isim yang memiliki makna tertentu) :
a). Isim Dhamir (Kata Ganti).
b). Isim Maushul (Kata Sambung).
c). Isim Isyarah (Kata Tunjuk).
d). Isim Alam (Nama orang).
e). Dibubuhi alif-lam.
f). Jika dalam keadaan Idhafat (Kata Majemuk).
d. Apakah Harakat Akhirnya Ber-Tanwin atau Tidak:
1) Munsharif (bertanwin).
2) Ghoer Munsharif (tidak bertanwin).
e. Berdasarkan Huruf Akhirnya :
1) Isim Ghair Shahih Akhir :
a). Maqshur (berakhiran alif bengkok-alif lazimah)
b). Maqshur (berakhiran ya lazimah)
c). Mamdudah (Berakhiran Alif Hamzah)
2) Isim Shahih Akhir (tidak berakhiran alif lazimah, ya lazimah, & alif hamzah).
f. Berdasarkan Asal usulnya :
1) Jamid (Berdiri sendiri/tidak diambil dari kata lain).
2) Musytaq (Diambil dari kata lain berdasarkan Tashrif).
g. Berdasarkan Berubah atau tidaknya Harakat Akhir :
1) Mabni (Tetap/Tidak Berubah) terdiri dari :
o Isim Dhamir; Isim Maushul; Isim Isyarah; Isim Istifham/Kata Tanya; Zharaf Zzaman/Keterangan Waktu; Zharaf Makan/Keterangan Tempat.
2) Mu’rab (Berubah sesuai Faktor Yang Mempengaruhinya). Kajiannya dinamakan I’rab.
h. I’RAB (Ciri-ciri & Fungsinya) :
1) Rafa’
2) Nashab.
3) Khafad/Jar.
4) Jazm.
i. Isim berdasarkan I’rab :
1) Isim yang di-Rafa’-kan :
a). Fa’il (Subjek).
b). Na’ibul Fa’il (Pengganti Subjek).
c). Mubtada (Subjek).
d). Khabar (Predikat).
e). Isim Kana
f). Khabar Inna
g). Tawabi’ (yang mengikuti) :
o Na’at (Kata Sifat).
o ‘Athaf (Kata Sambung).
o Taukid.
o Badal (pengganti).
2) Isim yang di-Nashab-kan :
a). Maf’ul Bih (Objek).
b). Maf’ul Muthlaq (Masdar).
c). Zharaf Zaman (Keterangan Waktu & Zharaf Makan (Keterangan Tempat).
d). Hal (Keterangan Keadaan).
e). Tamyiz (Menjelaskan Keadaan yang Samar).
f). Istitsna (Penecualian).
g). Munada (Panggilan).
h). Maf’ul min ajlih (Penjelas Penyebab terjadinya Fi’il).
i). Maf’ul Ma’ah (Menjelaskan dzat yang menyertai perbuatan pelaku).
j). Khabar Kana.
k). Isim Inna
3) Isim yang di-Khafad/Jar-kan :
a). Di-Jar-kann oleh huruf jar.
b). Idhafat.
c). Di-Jar-kan kerena mengikuti kata yang di-Jar-kann.

II. FI’IL – Dipelajari dalam Ilmu Sharaf
a. Berdasarkan Keterangan Waktu (Tenses) :
1) Fi’il Madhi (Waktu Lampau - Past Tense).
2) Fi’il Mudhori’ (Waktu sedang/akan/kebiasaan – Present Tense).
3) Fi’il Amar (Waktu akan datang – Kata Perintah).
b. Berdasarkan Huruf -hurufnya :
1) Shahih (Fi’il yang huruf aslinya tidak berupa huruf ‘illat atau huruf penyakit yaitu alif, wau, & ya) .
2) Mu’tal (Fi’il yang huruf aslinya berupa huruf ‘illat).
c. Berdasarkan Huruf Asal & Huruf Tambahan (Fi’il terdiri dari 3 huruf, makasimal 6 huruf):
1) Mujarrad (Fi’il yang semua hurufnya adalah huruf asli) :
a). Fi’il Tsulatsi Mujarrad (Fi’il yang terdiri dari 3 huruf asli).
b). Fi’il Ruba’i Mujarrad (Fi’il yang terdiri dari 4 huruf asli).
2) Mazid (Fi’il yang huruf aslinya sudah mendapatkan tambahan baik 1, 2, maupun 3 huruf).
a). Fi’il Tsulatsi Mazid (Fi’il Tsulatsi yang mendapatkan tambahan 1, 2, 3 huruf).
b). Fi’il Ruba’i Mujarrad (Fi’il Ruba’i yang mendapatkan tambahan 1 & 2 huruf).
d. Berdasarkan ada-tidaknya Objek Kalimat :
1) Lazim (Fi’il yang tidak memiliki Objek).
2) Muta’adi (Fi’il yang memiliki Objek) :
a). Memerlukan 1 Objek.
b). Memerlukan 2 Objek.
e. Berdasarkan Variasi Bentuknya :
1) Fi’il Jamid (Fi’il yang hanya memiliki satu bentuk saja, mashi saja, mudhari’ saja, atau amar saja).
2) Mutasharif (Fi’il yang memiliki beberapa bentuk).
f. Berdasarkan Ada-tidaknya Subjek Kalimat :
1) Ma’lum (Fi’il yang disebutkan Fa’il-nya, dalam bahasa Indonesia disebut kalimat aktif).
2) Majhul (Fi’il yang Fa’il-nya dibuang, dalam bahasa Indonesia disebut kalimat pasif).

III. HURUF - Dipelajari dalam Ilmu Nahwu
a. Huruf yang masuk pada Fi’il :
1) Huruf Nashab (Huruf yang menashabkan fi’il mudhari’)
2) Huruf Jazm (Huruf yang menjazmkan fi’il mudhari’).
3) Huruf : Qad, sin, saufa, maa, laa.
b. Huruf yang masuk pada Isim :
1) Huruf Jar (Huruf yang menjarkan isim sesudahnya)
2) Huruf : Inna & saudaranya.
3) Huruf lain : Nida (Panggilan); istitsna (Pengecualian); wau ma’iyah; lam ibtida yang berarti sungguh..
c. Huruf yang masuk pada Isim & Fi’il :
1) Huruf ‚athaf (Huruf yang menjadi penghubung antara dua isimatau dua fi’il)
2) Huruf Istifham (Tanya).
3) Wau Hal.
4) Lamul Qasam (Lam yang ditempatkan ada jawab Qasam).

Sabtu, 29 Mei 2010

Jaminan Kemudahan Mempelajari Al Qur'an

1. Kenyataan.
Allah Swt telah mentakdirkan, bahwa al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, sebagaimana fakta yang kita lihat saat ini. Sesuai Firman Allah Swt dalam al-Qur'an surat Az Zukhruf ayat 3, & An-Nisaa ayat 82 :

إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Innaa ja’alnaahu Qur aanan ‘arabbiyyal la’allakum ta’qiluuna.

Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa arab supaya kamu memahami(nya).

2. Jaminan Kemudahan
Allah Swt telah memberikan jaminan kemudahan untuk mempelajari Al Qurán, seperti terdapat di dalam QS Al Qomar ayat 17, 22, 32, & 40 sbb :

ولقد يسرنا القرءان للذكر فهل من مدكر
Wa laqod yassarnal qur aana lidz-dzikri fa hal mim muddakir

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

Analisanya sebagai berikut :
a). Huruf lam ( ل ) pada kata laqod ( لَقَدْ ) adalah untuk menunjukkan penegasan/penekanan (taukid). Bermakna sungguh.
b). Kata setelah Qod ( قَدْ ) adalah yassarna ( يسرنا - telah Kami mudahkan; Allah Swt yang berkata) yang berbentuk fi'il madhi (past tense); juga bermakna penegasan. Bermakna sungguh.
c). Kata yassarna - يسرنا berbentuk fi'il madhi, yang menunjukkan peristiwa yang telah terjadi.
d). Pada surat Al Qamar, kalimat tersebut diulang sebanyak 4 kali (dengan susunan kalimat sama persis 100%) yaitu pada ayat 17,22,32,& 40, yang juga dapat bermakna penegasan.

Dari hal tersebut, jika diungkapkan dalam bentuk lain seakan-akan Allah Swt berkata :

"Wahai orang-orang beriman, Sungguh…sungguh….sungguh…sungguh…. telah Kami mudahkan Al Qurán untuk pelajaran (dipelajari)".

Apabila kita berbicara kepada seseorang dengan membuat penegasan seperti itu, tentu dalam rangka meyakinkan dan menunjukkan bahwa ucapan kita itu memang betul-betul seperti apa yang kita ucapkan.

Jaminan inilah yang semoga membuat kita lebih optimis untuk mempelajarinya, termasuk didalamnya mempelajari tata bahasa Arab (Ilmu Nahwu & Sharaf).

3. Faktor-faktor yang diperlukan
Faktor terpenting untuk dapat mempelajarinya adalah :
1. Kemauan atau motivasi kuat.
2. Kesungguhan, keuletan, & kesabaran dalam mempelajarinya.

Cukup dua aspek saja :
1. Faham terhadap kaidah-kaidah.
2. Hafal baik kaidah maupun kosa kata (mufrodat).

Faham saja tidak cukup. Dengan hafalan, maka kefahaman akan terus terpelihara sepanjang masa. Insya Allah.

4. Ilmu-ilmu yang terkait.
Untuk dapat memahami Al Qur'an dengan baik setidaknya diperlukan ilmu-ilmu sebagai berikut :
a. Ilmu Nahwu & Sharaf.
b. Ilmu Balaghah.
c. Ilmu-ilmu lainnya (Ilmu Tafsir, Ushul Fiqh, Fiqh, Ilmu Hadits, dll).

Upaya kita mempelajari Al Qur'an dimulai dengan mempelajari Ilmu Nahwu & Sharaf yang secara khusus mempelajari tata bahasa (kaidah) bahasa Arab.

Kita mulai langkah kita dengan membaca :
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Aku niat mempelajari Al Qur'an dengan nama Allah Yang Maha Pengasih & Maha Penyayang

"Ya Allah, berilah kami kemudahan & kefahaman yang baik & benar dalam mempelajari Al Qur'an". Amien.

Refferensi : Buku Ilmu Nahwu & Sharaf.